Mazda CX‑80 PHEV benar‑benar menemukan tajinya dalam medan pegunungan. Dengan powertrain 2.5 L bensin + motor listrik bertenaga total 323 bhp, torsi besar, dan penggerak semua roda, akselerasinya sangat responsif: 0–100 km/jam bisa dicapai dalam 6,8 detik, menciptakan daya dorong instan saat jelajah jalan menanjak.
Dalam uji di rute pegunungan — dari jalan sempit hingga tikungan drastis — CX‑80 menunjukkan kendali yang mantap. Rangka diperhalus untuk mengurangi body roll, dan suspensi yang cukup tegas memastikan respons mengemudi yang presisi, meskipun memberi sensasi agak kaku saat melewati jalur menantang .
Di cuaca ekstrem, seperti suhu di bawah –25 °C, CX‑80 diuji di proving ground Kenbuchi, Hokkaido, agar siap menghadapi berbagai kondisi—salju, es, dan suhu ekstrim. Hasil uji menunjukkan performa sistem AWD dan pengereman tetap andal dalam kondisi berat.
Reddit pengguna CX‑90 (platform serupa) menambahkan:
“It’s huge, but stays perky while pushing it through hard corners if you keep charge mode on. Long story short: it’s fun.”
Forbes menegaskan kesan tersebut:
“Stomp on the throttle, and it alarmingly claws its way down the road with 0‑to‑62mph arriving in just 6.8 seconds.”
Namun, perlu dicatat bahwa saat kecepatan tinggi, mesin bensin dan transmisi delapan-percepatan bisa terasa berisik dan agak lambat beradaptasi, terutama ketika mengombinasikan tenaga listrik dan mesin bensin secara agresif .
Kesimpulan Ringkas
Di medan pegunungan:
Akselerasi cepat dan torsi melimpah memberikan tenaga optimal saat tanjakan dan tikungan.
Handling stabil dan jarak bodi minim rotasi, memberi rasa percaya saat bermanuver tajam.
Sistem AWD & pengereman handal dalam cuaca ekstrem telah terbukti.
Kekurangannya: tingkat kebisingan mesin dan reaksi transmisi yang bisa jadi kurang halus di mode agresif.
Kalau kamu sering eksplor jalur berbukit atau tanjakan panjang, CX‑80 PHEV adalah pilihan yang performa dan stabilitasnya teruji—meski tidak sempurna dalam hal kehalusan genggaman di kecepatan tinggi.